Terimakasih Tuan

Untuk mu Tuan...

Terimakasih engkau telah menyematkan cinta dalam batin ku.

Telah engkau ajarkan bagaimana rasa sakit terlalu mencintai.

Terimaksih Tuan...

Kau singgah hanya untuk bermanis kata

Yang terkadang membuat aku lupa.

Siapa yang sepantasnya aku Cintai...

Kedatanganmu hanya untuk memporak porandakan batin ku.

Apakah itu sebenarnya tujuan mu??

Huufffttt...

Aku mengerti apa itu cinta 

Bak kata pepatah
Cinta itu bagaikan udara...
Tak terlihat tapi bisa dirasakan.
Yang melapangkan rongga dada ketika di hirup.

Betapa hebatnya virus cinta itu.

Sehingga aku lupa mencintai Tuhan ku, Sebelum mencintai diri mu Tuan.

Tak salah rasa ini yang Tuhan ku ciptakan.

Tapi aku yang salah menepatkan.

Tak seharusnya Cinta ini ku sematkan untuk mu tuan, melainkan untuk Tuhan ku yang menumbuhkan rasa ini.

Terimakasih Tuan...

Kau telah berhasil berlabuh di tempat yang sulit di ketahui orang.

Tetapi sekarang tidak lagi.

Tidak akan ada aku yang menunggu mu dengan uraian air mata.

Dan tidak akan engkau temui rasa ku.

Seperti waktu itu...

Terimakasih Tuan...
Jangan lagi kau datang...
Membawa sejuta pesona
Apa kau tidak tau perjuangan ku.
Untuk melupakan masa lalu itu.
Dulu aku rapuh... tapi tidak dengan sekarang.
Biar ku balut luka dengan iman ku.
Ku ikhlaskan dengan rasa sabar ku.