Doa yang tertuang dalam syair... - Azma Aulia Bercerita

Breaking

Rabu, 14 Maret 2018

Doa yang tertuang dalam syair...

Siapa yang tidak mengagumimu?
Senyum yang menyejukkan.
Pandangan terjaga, akhlakmu terpuji.
Di tambah bacaan qur'anmu yang indah.
Aku sangat paham itu.
Begitu banyak yang mengagumi.

Terlihat jelas bagaimana cara mereka ingin dekat denganmu, bahkan ingin mengambil potret gambarmu.
Aku hanya bisa diam dikala mereka ingin mendekatimu. Hanya bisa diam dikala mereka dengan bebas mengungkapkan terhadapmu.

Aku hanya membisu di saat mereka tertawa bersmamu. Aku hanya bisa diam tertahan di saat mereka berebut perhatianmu. Yaaa.... aku hanya bisa seperti itu. Diam tanpa kata yang tidak akan dimengerti.
Hanya saja aku merasa takut...
Takut hati ini ikut-ikutan.
Takut hati ini tidak terkendalikan.
Takut hati ini denga  liar mebgungkapkan apa yang sebenarnya.

Begitu banyak bunga yang bermekaran.
Indah di pandang oleh mata.
Seperti itulah perumpamaan kau di mata mereka. Bahkan kau terlihat bahagia dalam suasana itu.
Ah... aku bukan cemburu. Melainkan aku takut mengutarakan hal yang sebenarnya.

Aku lebih memilih menjauh.
Bukan aku takut, bahkan tidak mau.
Namun aku mau menjagamu.
Lebih memilih membungkam. Walau banyak kata yang ingin ku ungkapkan.
Sungguh....ini bukan basa-basi melainkan suara hati yang menjerit dalam untaian kata.
Suara hati yang berteriak dalam syair. Yang mungkin saja tidak kau baca...
Ah... iya..!
Karena tulisan ini tidak lebih dari seorang pendoa rahasia yang mampu bersyair lewat kata-kata, yang tidak memiliki daya apa-apa.
Sungguh di kala mereka dengan asyik menceritakan kebaikan mu, dengan mudahnya mendeskripsikan tentangmu. Dengan lihainya menunjukkan bahwa kau adalah orang yang ia inginkan, smpai menunggu kau kembali untuknya.

Aku tertawa geli...melihat sederatan kata yang tertuang dalam sebuah pesan blog milik akun privasimu. Banyak deretan kata indah yang terlukis di sana.
Aku bisa apa...?
Hanya bisa diam sendiri dalam ruang pribadiku.
Sungguh aku tidak benar2 diam.
Aku sibuk...
Sibuk dengan suara hati dalam 1/3 malam.
Dalam sujud sholat ku.
Ada sebait suara hatiku.
Iya.. ada sederetan doaku.

Aku hanya si pendoa yang mampu berkata dalam syair. Memohon semoga kau tetap terjaga. Kau pernah berdalih. Jika kau sering terbawa dalam suasana itu,  di saat kau sedang bersamanya. Bukan aku tidak percaya dalih yang kau ucapkan. Aku percaya itu... jika itu sebagian dari kejujuranmu.

Selalu aku memohon. Agar hatimu tetap terkendalikan. Semoga tetap istiqamah dalam penghijrahanmu.
Dan kamu... aku malu dengan lancang bersyair.
Sungguh... aku rasa saat ini kau tak butuh kata yang terucap oleh ku.
Kau tak butuh pujian ku.
Aku bukan siapa2...
Namun aku adalah pendoamu yang mampu bersyair dalam kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar